Siang itu, aku dengan semangatnya segera menuju kampus permata indah kasih..
Ya, hari ini syilla akan sidang untuk menentukan kelulusannya.
Panas menyengat Jakarta tak menghalangi niat ku untuk memberikan dukunganku atau lebih tepatnya membuktikan bahwa aku memang sungguh sangat mencintainya. Ya, untuk saat ini kerja otoritas no. 2 pikirku.
Bagaimana dengan pekerjaan kita di gedung bumi raya jatinegara Pak”, Tanya Pak Edi.
Lebih baik bapak lebih dulu kesana, nanti saya menyusul”, jawabku.
Lama ku menunggu Busway di shelter, akhirnya dari kejauhan nampak bus berwarna kemerahan. Dengan segera ku naiki busway itu. Siang ini busway Nampak lengang penumpang, hanya beberapa kursi ditempati penumpang.
Dari pemikiranku dengan cara ini lah syilla kembali padaku. Macetnya Jakarta tak berdampak pada busway yg kutumpangi. Nampaknya tuhan pun merestui niatku ini.
Selepas dari Semanggi, ku turun di halte setelahnya. Ku lihat kampus dimana syilla berkuliah. Rasa optimis ku kian tinggi ketika sesaat setelah memasuki pintu pagar kampus.
Robert”,
Iya, jawabku.
Ririn menyapaku. Ririn adalah sahabat baiknya syilla.
“Kok, Robert disini ??? bukannya kamu kerja?” Tanya Ririn.
“Nggak, Kalo disini artinya gak lagi kerja” Jawabku.
“Rin, Syilla mana?? Dia kan mau sidang” Tambahku.
“ohh, aku tau sekarang maksud kedatanganmu” tegas ririn.
“Gpp kan rin??, aku datang kesini karena aku yakin akan suatu Hal” Robert said.
Ririn, “ Iya, mudah2an baik aja lah buat semua. Sini ikut aku”.
Dengan segera ririn mengajakku ke tempat dimana syilla akan sidang.
Dari Pendengaranku ada seseorang sedang melakukan presentasi di dalam gedung serbaguna itu. Ternyata sidang syilla 10 menit lebih cepat. Setelah kubuka pintu gedung tampak ketegangan menyelimuti para hadirin yang datang untuk mengikuti sidang. Ya, aku segera mencari kursi yang kosong. Nampaknya syilla merasakan keberadaanku. Setelah hal ini kejadian di dalam gedung menjadi berubah. Syilla menjadi gugup. Kegugupannya semakin tak tertutupi ketika presentasi berakhir dan penguji mulai memberikan pertanyaan-pertanyaan untuknya.
Apakah kedatangannku tidak diharapkan olehnya atau dia menjadi demikian karena gugup terhadapku.
Hanya dia yang tahu.
Sidang Pun berakhir. Dengan segera aku mendekati kerumunan yang memberikan selamat padanya.
“Hai, syilla.. Selamat yaa..” kataku
“Iya, terima kasih” Jawab syilla dengan linangan air mata yang sedari tadi menetes sesaat setelah sidangnya berakhir.
Lama dia bercerita kepada temannya dan pada akhirnya satu persatu temannya meninggalkannya pergi. Teman-temannya merasakan keberadaanku.
“Bagus ya Analisis kamu tentang ekonomi” ku berkata.
“nggak juga, kamu sendiri tadi juga lihat di pertengahan aku mulai gak konsentrasi” Jawab Syilla.
“ Makasih ya kamu dah nyempatin datang ke sidang ku” Lanjutnya.
Setelah banyak bercerita tentang peristiwa tadi waktu sidang, mulai lah aku berbicara tentang inti dari kenapa aku sampai bertindak sejauh ini.
“ aku tuh sayang sama kamu dan aku tau kok bagaimana hubungan kamu saya si “ orang sinting itu “ “, tegasku .
“ Kok kamu bilang begitu, biar bagaimanapun dia pacar aku. Mau aku di kaya gimana juga dia tetap pacar aku” jawab Syilla.
“ kamu tuhh aneh ya, aku tuh tau qm sering nangis karena dy, sering disakitin sama dia. Ngapain juga kamu pacaran sama dia !!. Mending balik lagi sama aku…. Titik.” Pintaku.
“ nggak”, Jawab syilla.
“ Kalo kamu begini terus, lebih baik kamu pulang aja.. dan aku gak butuh kamu kasihanin !! “ Syilla Said.
Semakin lama dan panjang berbicara semakin gak ketemu ujung penyelesaiannya.
“ Kamu tuhh keras kepala banget siyy, ya udah aku pulang dan setelah ini aku gak akan ganggu kamu” Robert berkata.
Syilla pun terdiam dengan linangan air mata, berbeda dengan linangan air mata haru yang menetes beberapa menit lalu.
Sambil melangkah keluar gedung kupegang erat tangannya. Sudah lama tak kurasakan saat2 seperti ini. Sejenak ku terhayut di masa lalu. Menjemput nya kuliah di hari sabtu dengan duduk menatapi lalu lalangnya orang di kantin kampusnya sambil menikmati cokelat hangat. Sesekali bercerita dengan tukang Koran di sebelah gerobag somay tentang hal2 yang menarik di kampusnya.
“ Kamu mau aku antar sampai shelter busway”, Tanya Syilla.
“ Harus lah. Jauh2 aku datang malah gak sesuai lagi sama yang aku pikirkan. Kamu siyy keras kepala. Orang jelek aja dibelain terus” Sinisku.
Huwwwtt. Sampai Juga..
“ 2 mbak tiketnya”, Seru ku ke loket busway.
“ Lohh kok 2, sama siapa ??”, Tanya syilla.
“ Sama Kamulah, aku mau bawa kamu kabur” ini aku.
“ Udah cukup becandanya, sekarang untuk terakhir kalinya aku bilang, aku bukan siapa-siapa kamu dan aku nggak mau ngasih harapan sama kamu !! tegas syilla.
“ Sekarang aku Tanya sama kamu, untuk apa siyy semua ini kamu lakuin ??”, tanyaku.
“ Semua untuk kamu, dan biarkan aku ngejalanin semua ini karena semua ini salah aku, bukan kamu” , Tegas syilla.
Dan dengan spontan dy memeluk ku dengan erat nya. Kemudian bergegas pergi meninggalkanku.
Dan tak lama sesudahnya Busway datang disertai hujan tanpa awan…
By : B.R.O
Tidak ada komentar:
Posting Komentar